Monday, February 14, 2011

Kisah Nabi Yusuf A.S- siri 5



Semua wanita-wanita yang ikut serta dalam undangan tersebut mencuba untuk menundukkan Yusuf dengan menggunakan lirikan, gerakan-gerakan tertentu, atau isyarat atau dengan bahasa yang jelas. Yusuf memohon pertolongan Allah s.w.t agar ia diselamatkan dari tipu daya mereka. Ia berdoa kepada Allah s.w.t sebagai seorang manusia yang mengenal kemanusiaannya dan tidak terpedaya dengan kemaksumannya dan kenabiannya. Ia berdoa kepada Allah s.w.t agar memalingkan tipu daya mereka darinya sehingga ia tidak cenderung kepada mereka dan kemudian menjadi orang yang bodoh. Allah s.w.t mengabulkan doanya. Kemudian tangan-tangan yang terputus mulai merasakan kesakitan, dan Yusuf meninggalkan ruang makan itu. Setiap wanita sibuk memerban lukanya dan masing-masing mereka berfikir tentang alasan apa yang akan mereka sampaikan ketika suami mereka bertanya tentang tangan mereka yang terpotong itu? Dan, di mana peristiwa itu terjadi?

Allah s.w.t menceritakan jamuan yang besar itu dalam firman-Nya:

"Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundanglah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan) kemudian dia berkata (kepada Yusuf):

'Keluarlah (nampakanlah dirimu) kepada mereka.' Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum akan keelokan rupanya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata: 'Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia. Wanita itu berkata: 'Itulah dia orang yang kamu cela aku kerana (tertarik) kepadanya dan sesungguhnya aku telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, nescaya dia akan termasuk golongan orang- orang yang hina. Yusuf berkata: 'Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan daripadaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.' Maka Tuhannya memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Yusuf: 31-34)

Allah s.w.t berhasil memalingkan dan menyelamatkan Yusuf dari tipu daya wanita itu. Akhirnya, wanita-wanita itu merasa putus asa untuk mendapatkan Yusuf dan mendapatkan cinta darinya, sehingga mereka merasa bahawa rasa cinta mereka kepada Yusuf adalah sesuatu keinginan yang mustahil untuk diwujudkan. Keinginan-keinginan yang mustahil ini justru membangkitkan ingatan mereka kepada Yusuf lebih daripada sebelumnya.

Wanita-wanita mulai membicarakan Yusuf: tentang pengaruhnya, kewibawaannya, dan kemuliaannya. Mereka mulai menceritakan bagaimana mereka memotong tangan mereka dengan pisau ketika melihat Yusuf. Akhirnya, berita itu tersebar dari kelompok elit ke masyarakat bawah. Manusia mulai membicarakan tentang sosok pemuda yang menolak keinginan isteri seorang ketua menteri, dan isteri-isteri dari para menteri memotong tangan mereka kerana merasa kagum dengannya. Seandainya kasus ini diketahui secara terbatas di kalangan istana dan kamar-kamarnya yang tertutup nescaya tidak ada seorang pun yang memperhatikannya. Tetapi masalah ini kemudian menyebar kemana-mana sampai kelapisan masyarakat yang paling bawah.

Di sinilah kewibawaan pemerintah dipertaruhkan dan menjadi pertimbangan. Lalu, rejim yang berkuasa menangkap Yusuf. Yusuf dimasukkan dalam penjara untuk membungkam banyaknya gosip-gosip yang disampaikan berkenaan dengan sikapnya serta sebagai cara untuk menutup cerita itu. Yusuf telah berkata ketika wanita-wanita memanggilnya untuk melakukan kesalahan bahawa penjara baginya lebih ringan dan lebih disukainya daripada memenuhi ajakan mereka. Demikianlah Yusuf kemudian masuk ke dalam penjara. Meskipun sebenarnya Yusuf bebas dari segala tuduhan, ia tetap dimasukkan dalam penjara.

Kami tidak yakin bahawa isteri al-Aziz adalah penyebab masuknya Yusuf ke dalam penjara. Kami mengetahui bahawa penolakan tegasnya kepadanya membangkitkan kesombongannya dan cukup menjatuhkan kemuliaannya tetapi kami percaya bahawa wanita itu memang benar- benar mencintainya. Barangkali masuknya Yusuf dalam penjara membuat suatu kondisi lain yang mengubah hubungannya dengan Yusuf di mana ketika Yusuf jauh darinya, maka rasa rindunya dan rasa cintanya kepada Yusuf justru meningkat. Ia berandai-andai seandainya Yusuf keluar dari penjara meskipun hal itu tidak dapat diwujudkannya.

Dan barangkali bukti tuntutan kami yang mengisyaratkan perubahan cintanya padanya dan ketulusannya dengan cinta itu adalah bahawa ia mengakui benar-benar berusaha untuk berbuat buruk padanya tapi Yusuf menolak. Ia melepaskan pengakuannya dengan ucapannya: "Agar dia (al- Aziz) mengetahui bahawa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di belakangnya."

Seakan-akan keinginannya agar Yusuf tidak melupakannya lebih penting daripada kedamaiannya bersama suaminya atau kedudukannya sebagai wanita kedua di Mesir. Dan barangkali cintanya kepada Yusuf—saat ia tidak ada—berbeza dalam kualitinya dan kedalamannya daripada cintanya ketika Yusuf masih muda belia yang mengabdi padanya di istana. Ketika mereka berdua dipisahkan dengan jarak yang cukup jauh, dan wanita itu tercegah dari melihatnya, maka timbullah rasa cinta yang menjadikannya tidak akan mengkhianatinya meskipun Yusuf telah pergi jauh darinya. Betapa berat penderitaan cinta manusiawi yang dialami isteri al-Aziz. Masalahnya adalah, bahawa ia memilih seseorang yang hatinya telah tenggelam dalam lautan cinta Ilahi. Akhirnya, Yusuf masuk ke dalam penjara. Allah s.w.t berfirman:

"Kemudian timbul fikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahawa mereka harus memenjarakannya sampai sewaktu-waktu." (QS. Yusuf: 35)

Mereka telah menetapkan suatu keputusan meskipun Yusuf sebenarnya terlepas dari berbagai tuduhan, dan beliau menunjukkan bukti kebenarannya. Meskipun demikian, mereka tetap memasukkan Yusuf dalam penjara sampai waktu yang tidak ditetapkan. Pembicaraan seputar kisah Yusuf pun menjadi padam dan api yang menyala di tengah-tengah manusia menjadi suram. Ketika para menteri dan para pembesar tidak mampu menahan kendali wanita-wanita mereka, namun mereka dengan mudah mampu untuk memenjarakan seseorang yang tidak bersalah. Itu adalah pekerjaan mereka yang mereka lakukan dengan gampang.

Demikianlah ayat Al-Qur'an menggambarkan secara singkat suatu suasana istana secara keseluruhan. Yaitu suasana yang penuh dengan kekotoran dan kerosakan internal. Suasana orang-orang yang bergaya aristokrasi, dan suasana hukum yang mutlak. Penjara menjadi jalan keluar yang dipilih oleh hukum yang mutlak. Seandainya kita memperhatikan keadaan masyarakat Mesir saat itu dan apa yang mereka sembah, maka kita akan memahami mengapa kekuasaan mutlak diperlakukan saat itu. Orang- orang Mesir menyembah tuhan-tuhan yang beraneka ragam. Mereka menyembah selain Allah s.w.t.

Kita telah mengetahui sebelumnya bagaimana kebebasan manusia terpasung ketika mereka lebih memilih sembahan-sembahan selain Allah s.w.t. Dalam kisah Nabi Yusuf kita melihat fenomena seperti itu. Meskipun beliau sebagai seorang Nabi, beliau ditetapkan untuk ditahan dan dimasukkan penjara, tanpa melalui penelitian dan tanpa melalui pengadilan. Kita di hadapan suatu masyarakat yang menyembah berbagai macam tuhan dan kemudian mereka dikuasai dan dipimpin oleh multi tuhan. Oleh kerana itu, tidak sulit bagi mereka untuk menahan orang yang tidak berdosa, bahkan barangkali sulit bagi mereka melakukan sesuatu selain itu.

Yusuf masuk dalam penjara dalam keadaan memiliki hati yang kukuh. Dalam keadaan tenang beliau berada dalam penjara. Beliau tidak menampakkan kesedihan, namun sebaliknya. Beliau berhasil melalui ujian dari isteri al-Aziz, dari pertanyaan-pertanyaan para menteri, dari keusilan para dukun, dan dari pembicaraan para pembantu. Bagi Yusuf, penjara adalah suatu tempat yang damai di mana di dalamnya ia mampu menenangkan dirinya dan berfikir tentang Tuhannya. Nabi Yusuf memanfaatkan kesempatannya di penjara untuk berdakwah di jalan Allah s.w.t. Di dalam penjara, beliau mendapati orang-orang yang tidak berdosa yang juga dimasukkan di dalamnya. Ketika manusia mendapatkan perlakuan lalim dari sebahagian manusia yang lain, maka hati mereka akan lebih mudah untuk mendengarkan kebenaran dan menerima hidayah. Memang hati orang-orang yang menderita dan teraniaya lebih terbuka untuk memenuhi panggilan Allah s.w.t.

Yusuf bercerita kepada manusia tentang rahmat Sang Pencipta, kebesaran-Nya, dan kasih sayang-Nya terhadap makhluk-makhluk-Nya. Yusuf bertanya kepada mereka: "Mana yang lebih baik, apakah akal harus dikalahkan dan manusia menyembah tuhan yang bermacam-macam atau, akal dimenangkan dan manusia menyembah Tuhan Pengatur alam Yang Maha Besar." Yusuf menyampaikan argumentasi-argumentasi yang kuat melalui pertanyaan-pertanyaannya yang disampaikan dengan ketenangan dan kedamaian. Beliau berdialog dengan mereka secara sehat dan dengan fikiran yang jernih serta dengan niat yang tulus.

Kemudian masuklah bersama beliau dua orang pemuda ke dalam penjara. Salah seorang di antara mereka adalah pimpinan petugas pembuat rod yang biasa bekerja di tempat raja, sedangkan yang lain pimpinan petugas pemberi minuman keras (khamer) yang biasa diminum oleh raja. Tukang roti itu menyaksikan dalam mimpinya bahawa ia berdiri di satu tempat dengan membawa roti di atas kepalanya yang kemudian dimakan oleh burung yang terbang, sementara orang yang memberikan minum para raja juga bermimpi, dan melihat dalam mimpinya bahawa ia memberikan minum khamer kepada raja.

Kedua orang itu pergi kepada Yusuf dan masing-masing mereka menceritakan mimpinya kepadanya serta meminta kepada beliau untuk menakwilkan atau mentafsirkan apa yang mereka lihat. Yusuf menggunakan kesempatan itu baik-baik dan kemudian ia berdoa kepada Allah s.w.t. Kemudian beliau memberitahu tukang roti itu, bahawa ia akan disalib dan akan mati, adapun pemberi minum raja, maka dia akan keluar dari penjara dan akan kembali bekerja di tempat raja. Yusuf berkata kepada pemberi minum itu: "Jika engkau pergi ke raja, maka jangan lupa menceritakan keadaanku padanya. Katakan kepadanya bahawa di sana terdapat seorang yang ditahan dalam keadaan teraniaya yang bernama Yusuf.

Akhirnya apa yang diceritakan oleh Nabi Yusuf benar-benar terjadi. Tukang roti itu pun terbunuh sedangkan orang yang biasa memberi minum raja itu dimaafkan dan kembali ke istana tetapi ia lupa untuk menceritakan pesan Yusuf kepada raja. Setan telah melupakannya sehingga ia lupa untuk menyebut nama Yusuf di depan raja. Yusuf pun tinggal di dalam penjara selama beberapa tahun. Allah s.w.t berfirman:

"Dan bersama dengan dia masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya: 'Sesungguhnya aku bermimpi bahawa aku akan memeras anggur. Dan yang lainnya berkata: 'Sesungguhnya aku bermimpi bahawa, aku membawa roti di atas kepalaku, sebahagiannya dimakan burung.' Berikanlah kepada kami ta'birnya: Sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (menakwilkan mimpi). Yusuf berkata: 'Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebahagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku mengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak, dan Yakub. Tidaklah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu pun dengan Allah Yang demikian itu adalah dari kurnia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri(Nya). Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek-nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya." (QS. Yusuf: 36-40)

bersambung....

0 comments: